Minggu, 17 Oktober 2010

Sungguh, keindahan pagi itu tidak akan datang sebagai hadiah. Tak peduli udara pagi selalu lebih segar, tak peduli apakah di pagi hari burung-burung selalu bernyanyi, tetapi bagi hati yang sumpek, semuanya tak punya arti.

Alam memang memberikan banyak setiap kali, tetapi percuma saja jika kita tidak punya tempat untuk menerima. Apa yang sedang saya upayakan itu adalah mengajak siapa saja untuk lebih punya kesiapan menerima. Kegembiraan adalah sejenis udara bebas yang harus kita tangkap dengan memertinggi daya dan pemancar penerima. Dan pemancar itu, tidak bisa dibangun sendiri, tapi harus bersama-sama.

...Mundur dalam Kemajuan...

Semakin jalan dihaluskan, semakin keruh ia oleh kebut-kebutan. Karenanya banyaklah jalan halus yang kembali harus dibuat benjolan. Semakin maju teknologi rem ditemukan, malah semakin tinggi angka kecelakaan. Ketika sebuah mobil dilengkapi bantal peredam benturan, semakin berani seorang sopir menantang kecelakaan. Inilah fenomena homeostasis. Di dalam setiap kemajuan, seseorang malah sering merasakan kemunduran. Semakin kaya, semakin mudah seseorang dililit kemiskinan. Semakin banyak diberi, semakin mudah orang merasa kekurangan.

Fenomena ini jika sedang belangsung akan menyerang siapa saja sebagai korban berjamaah. Jika kita adalah pejabat, apa saja yang kita kerjakan rasanya salah senantiasa. Perasaan kita, media hanya menulis soal-soal yang buruk belaka. Benarkah? Tidak. Karena jika media seluruhnya cuma berisi tentang keburukan, ia akan mati dengan sendirinya. Di setiap kabar tentang korupsi, kriminalitas dan bencana, televisi pasti juga menyiarkan tentang pelawak Sule dan Budi Anduk. Di luar kabar buruk, media pasti juga menyiarkan gelak tawa pada saat yang sama. Tetapi memang cukup dengan sebuah kabar buruk, apalagi menyangkut kita, ia akan bersemayam dalam benak demikian lama.

Begitu pula kalau kita adalah rakyat. Rasanya apa saja yang dibuat oleh pemerintah itu terasa kurang belaka. Jalan-jalan dilebarkan, ya terasa macet juga. Trotoar-trotoar dibuat, akhirnya kembali juga sebagai kakilima juga. Semua peraturan sudah mengalami perubahan, bahkan undang-undang pun berkali-kali sudah diamandemen, tetapi perasaan kita kepada kemajuan, rasanya masih selalu dahaga. Selalu ada perasaan bahkan si anu kurang reformis, dia masih Orde Baru, mereka malah tetap sebagai Orde Lama dan seterusnya. Betapapun semua telah dibuka, tetapi selalu ada yang terasa tidak telanjang sepenuhnya.

Apakah seluruh kinerja pemerintah cuma berisi keburukan saja? Pasti tidak. Karena perasaan dan kenyataan adalah sesuatu yang berbeda. Apa yang kita rasakan sangat berbeda dari sesuatu yang mereka rasakan. Ada kenyataan versi kita, ada kenyatan versi mereka. Karena itu kenyataan tersebut bermacam-macam versinya, tergantung cuaca di kepala. Maka, kalau kenyataan sedang terlihat mendung, pasti bukan karena seluruh dunia sedang mendung, melain-kan karena mendung itu sedang menebal tepat di kepala kita sendiri.

Begitu juga kalau kita pengusaha. Ada saja perasaan bahwa iklim yang berlangsung ini tidak juga ramah usaha. Ada saja peraturan yang membingungkan dan menghambat kemajuan. Perizinan yang katanya satu atap itu ternyata masih beratap-atap. Apakah seluruh gambaran buruk ini benar? Pasti tidak. Kota-kota di seluruh dunia termasuk di Indonesia berjalan dengan tingkat modernisasi yang demikian cepat.

Memang masih ada kampung dan gubuk liar, tetapi keberadaannya pasti tidak mengubur adanya fakta sebuah perkembangan.

Ada banyak perasaan mundur, tetapi jangan sampai mengubur fakta adanya kemajuan. Ada kabar sedih, tetapi jangan sampai melupakan banyak fakta tentang kegembiraan.

Fenomena homeostasis tampaknya memang penuh paradoks, tetapi sesungguhnya ia sedang menjalankan hukum keseimbangan. Bahwa untuk seimbang, di dalam maju memang harus ada perasaan mundur.

Sabtu, 04 September 2010

Perang Itu Gampang!

JIKA cuma perang itu soal gampang, karena Indonesia tidak kekurangan keberanian. Dengan senjata seadanya pun maju saja, jika keadaan memang meminta. Yang sulit pasti faktor penyulutnya.

Celakanya penyulut itu mustahil muncul dari pihak kita, karena Indonesia tak memiliki genetik agresor kepada pihak lain. Indonesia adalah negeri yang jauh lebih berbakat diagresi katimbang mengagresi. Ini bukan soal nyali, ini soal kultur. Budaya mengagresi itu tidak ada. Baru ketika diagresi akan tampak bahwa seluruh bakat untuk berani mati itu terbukti.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Keracunan Keong Racun

JIKA keong pun telah menjadi beracun pasti ada hukum keserampakan yang menjadi latar belakangnya. Hukum itu bernama aneka sebab, biasanya sangat sederhana, tetapi berkumpul menjadi satu pada saat yang sama lalu bum... menjadi bola api raksasa.

Maka fenomena lagu ”Keong Racun” yang tak sengaja itu adalah bukti, bahwa ketidaksengajaan jauh lebih mencengangkan kekuatannya ketimbang kesengajaan. Jika kesengajaan itu cuma hasil manajemen biasa, ketidaksengajaan itu hasil perencanaan alam yang manusia bukan kawan sepadan untuk menandinginya. Karena fenomena meledaknya lagu ”Keong Racun” ini secara teori setara dengan meledaknya pesawat ulang-alik dan juga meledaknya reaktor nuklir. Semua cuma disebabkan oleh sebab-sebab yang nyaris remeh, misalnya selang bocor, atau skrup kendur pada awalnya.

Hari Mengeluh Nasional

RASANYA, siapa saja menjadi pengeluh pada hari-hari ini. Rakyat mengeluh karena ledakan tabung gas dan kemelambungan harga sembako, pengusaha mengeluh karena rencana kenaikan tarif dasar listrik, anggota dewan mengeluh atas kinerja pemerintah, presiden mengeluh karena kritik dan liputan media. Persoalannya, kalau semua pihak mengeluh, lalu siapa yang akan menjadi pendengarnya?

Jika sebuah keluarga tak mempunyai tempat untuk mengeluh, keluarga itu akan menjadi rapuh. Jika sebuah masyarakat tidak memiliki figur untuk mengeluh, masyarakat itu akan menjadi kumpulan keganasan. Jika sebuah negara hanya berisi orang-orang yang mengeluh, negara tersebut akan diombang-ambingkan bukan oleh penderitaan, tetapi lebih banyak oleh perasaan. Jika rasa menderita itu berlangsung kolektif, ia akan segera dipercaya sebagai kenyataan. Lihat saja bias perasaan itu, kita mulai dari keluhan pengusaha yang saya lihat di televisi ini.

“Jika TDL naik lagi habislah pengusaha kita. Listrik untuk rumah tangga juga harus dinaikkan. Jangan pengusaha terus yang ikut menanggung...,” kira-kira begitu sebagian katanya.
Entah bagaimana rasanya jika hari ini tak bersua. Ada kejanggalan rasanya dihati...entah dimana...dijiwa...entah direlung jantung terdalam...ingin kuraih asamu yang hilang tertiup angin surgawi. Dapatkah ku menjangkaunya?

Hari berganti seperti layaknya membalik sebuah halaman dalam buku, tapi tidak dapat diulang dari awal kembali untuk membacanya. Sanggupkah kau berjalan bersama tanpa harus dari awal cerita? Pelukan yang terasa bagaikan awan kini mungkin sudah berubah menjadi duri ditangkai bunga cantik yang senantiasa dikirim kan oleh para pecinta yang sedang mabuk.

Kamis, 12 Agustus 2010

Helnariong...

Hari telah menjelang ditempatku, sayang...Bintang telah berkelipkelip bersama gugusan warnawarni cahaya. Berpendar indah dalam keremangan. Tiba saatnya diriku berada diperaduan hangat dalam angkasa. Namun, sebelum aku pamit larut dalam mimpi bersamamu. Sekali lagi aku terangi hatimu dengan bait suci.

Bulan menyapa dengan ramah diatas sana, tersenyum memandang kita. Walaupun berbeda suasana dan tempat, seperti yang pernah kau ungkapkan bahwa rasa kita tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Melainkan menjadikan Awan dan Bumi sebagai dasar dan rasa...

Kau pernah bilang bahwa jika kupandang hamparan langit luas, maka aku kan melihat kerinduanmu disana. Dan jika kupejamkan mata ini niscaya kurasakan betapa merindunya dirimu akan ku... Terimakasih atas bahasamu....niatmu tersampaikan dalam hati penuh cinta...


Cinta,
-Hening-
Around here, however, we do not look backwards for very long
We keep moving forward, Opening up new doors and doing new things, Because we are curious.. and curiosity keep leading us down new paths

Kamis, 29 Juli 2010

Ali dan Fathimah, Cinta Sejati Karena Allah SWT


Oleh : Ust Salim A Fillah

kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,
maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya,
pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki:
selamanya memberi yang bisa kita berikan,
selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai.
-M. Anis Matta-

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!

Senin, 26 Juli 2010

Dan aku merindukannya, di sepotong sore ini, menjadikanku menoleh berkali-kali dan menghitung tiap detik perjalanan bersamanya yang telah berlalu. Rasa yang pernah kutumbuhkan lewat derasnya hujan dan kunikmati setiap tetes sejuknya dalam satu persatu langkah kakiku kembali menyapa. Untuk sesaat, aku terdiam, apa yang kusimpulkan sebagai suatu keadaan dimana tak satupun kata mampu menembus indah yang kurasa.

Aku sadari bahwa seluruh peristiwa hidup adalah udara dalam tiap hembusan nafas, bahwa tiap untaian kisah adalah langkah dari sang masa yang akan terus berlalu. Namun kali ini, dengan suka hati kan kuhentikan sang waktu, tuk mengisahkan kepadanya betapa indah kenangan itu, saat dimana aku bercengkrama dengan sebuah jiwa, jiwa yang akhirnya memberiku cahaya dalam tiap hitungan detik di hadapan sang hidup.

Meski kelak aku takkan sekuat masa lalu, meski kelak aku kan menjadi lemah oleh waktu dan takdir, tapi kujanjikan bahwa kita akan selalu berpindah-pindah, di antara bumi dan surga, dengan tanpa mampu membedakan keduanya, karena itulah kita. Maka percayalah, bahwa hidupmu takkan berlalu begitu saja, karena aku akan selalu memperhatikanmu. Percayalah, bahwa hidupmu takkan berlalu tanpa saksi, karena aku akan selalu menjadi saksimu.

Tahukah engkau, akan kusimpan rasa ini dalam suatu ruang. Ruang dimana sang waktu takkan mampu menembusnya, dimana akal takkan sanggup menghapusnya, dan airmata takkan bernyali untuk melapukkannya. Hingga kelak suatu saat, di satu hari yang dingin, saat usia telah merenggut pikiranku dan masa telah menggetarkan seluruh jemariku, kau akan menyaksikannya, bahwa rasa itu akan tetap ada, takkan hilang, takkan berubah, takkan berkurang, bahkan sedikitpun. Dan saat ini, ketika aku berdiri dalam sepenggal jarak yang memisahkan raga, betapa aku ingin membisikkan satu hal pada jiwanya, satu hal saja… “Tetap tinggallah engkau dalam jiwaku, menemani perjalanan hidupku dalam hamparan cahaya dan balutan pelangi dunia..”

Senin, 12 Juli 2010

batang ilalang itu terpaku mendendam
wajahnya suram dalam diam
ia hanya ingin kembali ke masa lalu
menikmati detikdetik yang memagut ragu
menelan semua manisnya rayu
bukannya membeku bersama rindu yang menyayat kalbu...

Sabtu, 10 Juli 2010

Karena rindu adalah jembatan bagi sang dua menjadi satu...

alangkah indahnya rindu yang menjadikan dua menjadi satu...

alangkah indahnya rindu yang membiaskan mentari menjadi pelangi...

aku rindu mempunyai rindu yang indah
rindu yang membiaskan mentari menjadi pelangi....
karena yang kupunya hanya rindu yang membiaskan hangatnya malam menjadi prahara yang tak mampu kuredakan....
Embun pagi hari yang bersinar tertimpa matahari pun,
Ikut mencerahkan hari dan menenangkan hati yang lelah karena menunggumu...
Akankah kau tetap berada disisi selamanya?
Bagaikan ribuan bintang yang setia menemani bulan kala malam datang?

Gemuruh ombak mengalahkan teriakanku tentang rasa yang terbelenggu dalam dada...
Relung hati yang terdalam tidak dapat menjelaskan rasa yang kuhadapi saat ini,
Detik ini, pada saat kau ada dalam benakku...
Karena, setiap titik sadar dalam otak pun terbelenggu oleh hati yang bergolak
....karenamu..

Untukmu yang menghentikan waktu dimalamku..

Selarut ini aku masih saja bergumul dengan rindu yang meretas sedari senja
Ketidakmampuanku merajut tiap helai hening menjadi kekosongan
Dalam harap aku berlutut,menundukan kepala dan melipat tangan diantara dada
Agar malam senantiasa menjaga setiaku dari keputusasaan
malarindu merebak bagaikan wangi bunga,
bergolak dalam hati...

entah apa yang harus dilakukan,
menahan debar tak menentu...

mungkinkah Tuan bisa membantu?
membiarkan malarindu tersampaikan?
seekor kupu-kupu, hinggap pada bunga matahari,
dan mendengarkan batang rumput bercerita pada kunangkunang,
lalu dia pun terbang hinggap pada batang rumput...

dan membagi ceritanya tentang segala rindu yang berlalu,
seiring dengan harum bunga dan embun yang menguap...

'biarkan malarindu melandamu saat ini, karena suatu saat justru rasa inilah yang kau rindukan...'

kemudian kupu-kupu pun berlalu...

Kamis, 08 Juli 2010

R.I.N.D.U
Lima huruf yang tidak boleh dijadikan satu menjadi kata,
hanya untuk saat ini...

K.A.N.G.E.N
Enam huruf yang juga tidak boleh dirangkaikan,
hanya untuk saat ini...

Rasa yang tidak mampu tercurah, semakin menggerogoti hati yang lemah
Aku butuh kekuatan jiwa dari langit...
Rasa yang terkungkung, mungkinkah terlepaskan?

Mungkinkah kamu merasakan apa yang sedang kurasakan?
Diantara bias sinar matamu yang tertawa dan ucap sapa...

Ah..kamu tidak baik bagi kesehatan jantungku, sayang
Saya berusaha sekali. Mengumpulkan segala daya untuk melakukan ini. Saat ini, saya tidak lagi perduli dengan segala hal yang sedang terjadi disekeliling saya. saat ini, saya hanya ingin melampiaskan rasa rindu saya pada untaian kata yang sedang saya tuliskan. Saya tidak perduli lagi dengan segala hal yang tidak pantas dan pantas. Saya hanya ingin bercumbu dengan untaian huruf ini satu per satu.

Jika sudah terlampiaskan dengan pasti, maka kalian boleh menceramahi dengan segala hal yang baik dan buruk mengenai tulisan ini. Tapi saya meragukan cacian akan terlontar. Karena setiap rangkaian kalimat yang terjalin saat ini adalah untaian rindu. Dan saya tau, kalian yang membacanya dapat merasakan setiap butir aksara yang tercipta ada cinta yang terungkap. Ada rindu yang terasa.

Maaf, saya tidak dapat mengendalikan lagi rasa ini. Karena sudah terbelenggu begitu lama. Jadi untuk kali ini saja, saya inginkan semuanya tercurah.

Biarkan saya untuk kali ini. Biarkan saya bercumbu dengan aksara yang bersambung. Karena saya begitu merindu untuk merangkainya. Sudah sekian waktu tidak mampu untuk merangkainya. Jadi kali ini biarkan saya melepaskan rindu. Agar aksara yang terangkai mampu berlari menuju benakmu.
bertahun cinta itu ku tanam dan tak berkurang
tetap sehangat matahari pagi
seindah pelangi ketika hujan beranjak pergi

cinta yang hanya melihatmu,
cinta yang hanya merindumu,
cinta yang hanya memelukmu,

bidadariku,
Maukah kau tetap menjadi yang tercinta?
Dan apabila kamu telah tahu... Tentang jiwa yang ingin berlabuh, nyanyikan melodi dan senandung peri malam... Kelak ucapkan sumpah, agar dewa-dewi cinta mendengar... Satu nafas kan kupeluk, saat jiwa mulai merapuh...
Juga, tahukah kamu? Bahwa setiap desiran darah pada nadi, juga ada namamu, raut wajahmu, kamu, dan hanya kamu dalam anganku, selalu...
Tapi, tahukah kau? Bahwa dalam setiap detik yang terbuang, ada kamu dalam benakku, selalu...
It's all in my head,
It's all in my heart,
and it's all in my soul...

...synchronized to feel you...
Percintaan yang begitu menggebu. Walau semua tulang sudah berderik kecapaian, tetap saja tidak menghalangi. Nama yang tersebut diantara lenguhan panjang. Teriakan yang tercekat di leher. Wanita pun ikut melenguh.

Napasnya masih terengah disebelahku. Peluhnya membasahi hampir sekujur tubuhnya. Tatapan mesranya membuatku berpikir. Apakah yang ada dibenaknya, saat ini? Senyum yang terkuak. Aku tak pernah tau apa maksudnya.

Perasaanku melebur dalam segala rupa. Dalam erangan penuh cinta dan wewangian tubuh yang menguap. Cinta terbagi.

Aku hanya menginginkanmu, Wanita

Dalam setiap tarikan napas yang tak disadari, kau selalu hadir. Pernah kah kau juga menyadari kehadiranku dalam setiap harimu. Pada saat kau sibuk bekerja, ditengah keramaian, dan keruwetan hal yang terjadi disekelilingmu?

Kadang aku hanya mampu berharap. Masih bolehkah?

Pada saat bulan tersenyum dan awan berdansa bersama gemintang, adakah aku dalam benakmu?

Matamu kembali terpejam. Tanganmu tetap memelukku erat. Gelisah ini hanya kusampaikan pada angin berdesir yang lewat, melalui kisi-kisi jendela kamar, terbawa oleh tiupan kipas angin. Entah kemana.

Semoga apa yang menjadi gelisahku tidak menjadi gelisahmu. Malam ini, aku hanya ingin menikmati hembusan nafasmu, disampingku. Merasakan kulit polosmu menyentuh badanku. Peluh yang meleleh oleh hawa panas. Hanya rasamu, malam ini. Itu sudah lebih dari cukup.

“Aku mencintaimu, Wanita” bisikku pelan

Dan dalam pelukan eratnya, aku pun terlelap.

Rabu, 07 Juli 2010

menghitam merah,deru asap bercampur debu...
masih maukah kau mempertahankan merahku?

Senin, 05 Juli 2010

[JANGAN] Sepak Hukum!

SEPAK bola di Piala Dunia kali ini memang masih menyepak bola tetapi tidak menyepak hukum. Bola yang ditendang Inggris itu jelas-jelas sudah masuk ke gawang Jerman. Tetapi lantaran kiper Jerman cepat memungut dan langsung menendangnya ke tengah lapangan, gol itu ditiadakan.

Sebuah keputusan yang segera menghancurkan mental pemain Inggris. Babak selanjutnya, tim yang dipenuhi oleh pemain bintang ini semata-mata cuma menjalani permainan tetapi tak berdaya lagi memainkan permainan. Penyebabnya pasti bukan karena mereka kurang kemampuan. Penyebabnya pasti karena secara mental, mereka telah dihancurkan.

Kamis, 01 Juli 2010

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-9)

Jangan menunduk, sayang
karena tanpa tatapanmu, aku lemah

Jangan merengut, cinta
karena tanpa senyumanmu, aku kesepian

Jangan cemburu, dara
Karena tak mampu lagi aku ke lain hati

Diriku seutuhnya...
....kurelakan...

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-8)

Hangat pelukanmu mencairkan kebekuan udara,
tatapan cintamu debarkan hati asmara,

hanya kau yang mampu membuatku tersipu,
mesra dalam pelukan...

ku berikan duniaku padamu.

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-7)

Aku terbawa bersama desahan napasmu,
Dan tatapanmu yang mencairkan musim salju di hati, membawa lagi semburat merah di wajahku,

....Cinta. Berarti.

Kebersamaan yang tak lekang oleh waktu
Takkan lelah aku menggenggam jemarimu,
Bila itu membayar keabadian bersamamu.....

....Mencintaimu, selalu

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-6)

Aku terhanyut dalam dekapan cinta,
Dan dalam kehangatan pelukan hati, cinta pun berdenyut,

....Mesra

Kemesraan pun terangkum dalam genggaman hangat,
Takkan bosan aku menatap kedalaman matamu,
Menggambarkan selaksa api cintaku...

....Menyayangimu, selalu

Senin, 28 Juni 2010

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-5)

Di antara ombak yang memecah menjadi buih,
Aku merindukan hadirmu,

Di antara siluet cahaya matahari sore,
Aku mencari bayangmu


Desir angin membelai lembut sekujurku,
Membuatku hanyut dalam belaiannya



Namun hanya kau penawar segala indah dunia,
sambutlah aku dalam pelukmu

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-4)

Tak ada kata yang mampu lukiskan rindu


Yang menggantung pada awang - awang langit


Tak tergapai dan tak teraih hati yang nelangsa





Dapatkah rindu tersampaikan, jika tak teraih hati?

Sabtu, 26 Juni 2010

Heart to you,Helnaria Fermi Pandelisman!!Happy Birthday (part-3)

Tahukah kau bahwa bintang bisa bersinar dalam hati?



Tak perlu kau pandangi langit, jika tak berbintang...

Cukup pegang erat bintang dalam hatimu,



Karena ia akan bersinar lebih terang pada saat kau tersenyum...



Tersenyumlah!



Karena senyummu menerangi bintang dalam hatiku!

Rindu. (Heart to Helnaria Fermi Pandelisman!!)Happy Birthday (part-2)

Aku terhenyak dalam kesunyian malam syahdu,
Mendengarkan suara alam berlagu,
Udara tanpa angin menyesakkan kalbu,
Akankah hati meragu?

Aku termangu dalam kelamnya malam,
Lidah api berdansa bersama lilin dalam temaram,
Selimut gelisahkan diri dalam gerah mengeram,
Hanya kau yang mampu tebarkan harum malam...

Dan pada setiap malam syahdu yang mampu tebarkan harum malam,
...Aku menantikanmu, selalu

Deadly Silence (Heart to Helnaria Fermi Pandelisman).Hapy Birthday dearest (part-1)

Aku Memikirkanmu,

Bukan karena kau malaikat

Maka aku tidak akan berpaling

Ketika sayapmu patah…

Aku menginginkanmu,

Bukan karena kau putih

Maka aku tidak akan beranjak

Ketika sucimu ternoda…

Aku membutuhkanmu,

Bukan karena kau matahari

Maka aku tidak akan terlelap

Ketika terangmu terbenam…

Aku menyayangimu,

Bukan karena satu dan seribu

Maka tidak ada alasan untuk meninggalkanmu

Sekalipun kau menjadi kosong…

Meretas Hening Dalam Setiaku

Senja yang muram hanya akan datang sementara, mengikuti angin
Pejamkanlah matamu sesaat, maka senja akan kembali...



...dengan semburat indahnya..


Puisi Perpisahan BJ Habibie untuk Sang (Alm) Istri tercinta

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ADA pasti menjadi TIADA pada akhirnya,
Dan kematian adalah sesuatu yang PASTI,
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
Aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku TERSENTAK sedemikian HEBAT,
Adalah kenyataan bahwa KEMATIAN …
Benar-benar dapat MEMUTUSKAN KEBAHAGIAAN dalam diri seseorang,
SEKEJAP saja…
Lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
Hatiku seperti tak di tempatnya,
Dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.



Kau tahu sayang,
Rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada air mata yang jatuh kali ini,
Aku selipkan salam perpisahan panjang,
Pada kesetiaan yang telah kau ukir,
Pada kenangan pahit manis selama kau ada,
Aku bukan hendak megeluh,
Tapi rasanya TERLALU SEBENTAR kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
Tanpa mereka sadari,
Bahwa KAULAH yang MENJADIKAN aku KEKASIH yang BAIK
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
Tapi kau AJARKAN aku KESETIAAN, sehingga aku SETIA,
Kau AJARKAN aku ARTI CINTA, sehingga aku mampu MENCINTAIMU seperti ini.

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang,
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan,
CALON BIDADRI Surgaku ….

BJ.HABIBIE

Selasa, 22 Juni 2010

Aku Memilihmu!

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, itulah kesempatan.

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita tertarik, itu bukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,bahkan dengan segala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walau apapun yang terjadi, itu adalah pilihan.

Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih baik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasangan kita dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.

Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil" .

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap kembali pada kita, untuk melakukan pilihan apakah kita ingin melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak. Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Minggu, 20 Juni 2010

OH ARIEL . . .



Sebulan terakhir ini frasa "mirip Ariel" benar-benar menguasai media massa melebihi popularitas Ariel sendiri. Jika kata "mirip" ini tidak segera diselesaikan setidaknya ada tiga korban yang layak dikasihani. Pertama wartawan, kedua publik, ketiga Ariel sendiri.

Kenapa wartawan? Karena penulisan "mirip Ariel" itu adalah gambaran ketidakberdayaan media dalam menulis mana fakta mana fiksi. Tak ada beban yang lebih berat bagi wartawan selain kegagalannya memberitakan mana kebenaran mana kebohongan. Dalam kasus "mirip Ariel" ini wartawan memilih sekadar berlindung di dalam ceruk yang aman karena kemiskinan budaya investigasi.

Korban kedua adalah publik. Selama berhari-hari publik dicekoki sejenis teka-teki yang sejatinya tidak penting dan tidak mendesak tapi terpaksa menjadi penting dan mendesak karena dipentingkan dan didesakkan oleh media. Akhirnya kasus "mirip Ariel" ini berekskalasi dari sekadar berita infotainment menjadi urusan negara. Publik sudah kepalang terganggu oleh misteri "mirip Ariel".

Senin, 14 Juni 2010

DOKUMENTASI AIB

TAKDIR aib itu pertama, untuk dihindari dan kedua untuk disembunyikan. Di sembunyikan pun, jika aib itu sudah keterlaluan ia akan memunculkan diri. Apalagi jika aib itu sudah keterlaluan, masih pula didokumentasikan. Karenanya aib jenis ketiga ini bukan hanya akan muncul pada kelak kemudian, tetapi juga akan menjadi azab dan kegemparan.

Mari kita tengok takdir aib yang pertama itu, bahwa ia jenis perilaku yang harus dihindari. Jelas tujuannya, karena hidup manusia harus berujung pada martabat, sedang aib adalah pembengkok martabat paling nyata. Maka hidup yang berujung pada aib adalah hidup yang tidak diperintahkan.
Tetapi ini adalah tahapan paling ideal dan itu berat bagi sebagian orang. Maka disediakanlah tahapan kedua yakni tahap rasional, tahapan ketika aib cukup disembunyikan. Boleh menyandang aib sepanjang ia disembunyikan. Manusia adalah spesies paling rawan aib sekaligus paling pemalu di jagat ini, karenanya kepadanya bahkan alam sendiri menyediakan banyak dinding penghalang. Dinding paling tangguh dari itu semua bernama rahasia. Dinding rahasia itu berlapis-lapis. Semakin tinggi derajat rahasia, semakin tebal dan berlapis dinding-dindingnya.

Senin, 31 Mei 2010

Orang-orang yang ditinggal pergi . . .




BJ Habibie yang penemu teori Retakan Habibie, salah seorang manusia tercerdas di planet bumi, wakil presiden, yang akhirnya menjadi salah satu presiden negeri ini, ternyata adalah lelaki tua biasa ketika istrinya tiada. Ia tampak sebagai sosok pria sepuh yang rapuh dan terguncang. Bukti lama itu muncul kembali, bahwa peran akal gugur, ketika cinta sedang memegang kendali.

Saya takjub pada peragaan cinta seperti ini. Walau secara akal, tokoh ini telah berjalan amat jauh, cinta itu terus mengikuti. Sepanjang-panjang keilmuwan Habibie berjalan, sepanjang karier dan kekuasaan itu menjulang, cinta itu lekat dalam genggaman. Sementara betapa banyak pejalan pendek, perkawinan pendek, yang gagal menyemai cinta semacam ini. Sudah pendek prestasi, gagal lagi. Ada yang kawin, sejenak kemudian, sudah sibuk menggebuki istri, rebutan anak, dan bertengkar di pengadilan untuk menghitung harta gana-gini. Maka guncangan Habibie itu bagi saya setara dengan temuan teorinya, Retakan Habibie, ia terasa sebagai keteladanan.

Minggu, 30 Mei 2010

Energi Penarik


Ada energi penarik, ada energi penolak. Itulah kenapa ada orang-orang yang tertarik dan ada orang-orang yang tertolak. Ada orang yang kedatangannya kita sambut gembira, ada orang yang baru melihat wajahnya saja sudah mendatangkan banyak masalah di kepala.

Energi penarik itu ada yang bernama kerendahan hati, seperti yang diperagakan Gesang misalnya. Tokoh ini meninggi justru karena selalu merendah. Rasanya tidak pernah saya mendengar Gesang mengomel tentang nasib seniman, tentang pembajakkan kaset, tentang perhatian pemerintah yang kurang, tentang perhatian pada musik keroncong dan seterusnya. Semua penghargaan yang datang kepadanya itu bukan hasil dari omelannya, tetapi dari tarikan perilakunya.

Watak rendah hati itu membuat efek balik yang luar biasa. Jika ia membesar, orang lain tidak mengecil. Jika ia dihargai, tidak mendorong rasa iri.

Sabtu, 15 Mei 2010

OPLOSAN KEBUDAYAAN




Minuman oplosan yang banyak menelan korban jiwa itu, saya curiga, sebetulnya adalah hasil dari bakat kebudayaan. Soal bahwa bakat itu kemudian berjalan ke lain jurusan, lain kali soal ini bisa didiskusikan.Tetapi tradisi mengoplos dan inkulturasi adalah tradisi besar bangsa ini. Di Indonesia, sebetulnya tidak ada perbedaan yang tidak rukun mulai dari agama, bahasa, kesenian hingga makanan. Bakat pertengkaran kita atas perbedaan itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan bakat kerukunan kita atas perbedaan. Perbedaan paling musykil sekalipun bisa dikawinkan termasuk minuman oplosan ini.

Sabtu, 08 Mei 2010

Asas Kompatibelitas (untuk kakak kelas SMAku : Mbak Sri Mulyani Indrawati)



Mungkin saja ada yang salah dari keputusanmu, mungkin ada yang salah dari negeri ini, dan mungkin saja ada dua kesalahan bertemu lalu menghasilkan kesalahan baru. Semuanya serba mungkin. Tetapi bukan kapasitas akalku untuk mengerti isi kemungkinan itu. Yang bisa kulakukan adalah cukup mengerti dengan rasaku, berdasar bimbingan kemungkinan itu sendiri.
Jika semuanya serba mungkin, maka ada kemungkinan engkau benar, ada kemungkinan engkau keliru. Untuk terhindar dari keruwetan penafsiran aku memilih memercayai nilai akhir saja. Karena di setiap ujung kemungkinan selalu menyimpan nilai akhir. Dan aku tidak melihat akhir yang layak untuk dicemaskan darimu. Yang kulihat malah sejenis ketakjuban. Yang aku takjubi tentu bukan soal seberapa makin tingginya jabatan di tempat yang baru, bukan seberapa makin besarnya gajimu, tetapi lebih pada begitu mudah terjadi resonansi penerimaan atasmu.
Memang selalu ada penolakan dari setiap penerimaan. Para pribadi terpilih pun selalu memiliki para penolak. Pemimpin paling favorit sekalipun selalu punya pembenci. Ini bukan hukum yang aneh.

Amnesia Tiban

ADA pasar tiban,ada dukun tiban dan akhirnya ada juga penyakit tiban. Penyakit yang datangnya ujug-ujug, serba mendadak dan ia tiba tepat pada waktunya. Misalnya tepat pada saatnya harus jadi tersangka lalu terserang penyakit amnesia. Lupa ingatan, untuk waktu yang tidak ditentukan.
Penyakit ini termasuk luar biasa kalau ukurannya adalah ketepatan waktu. Jika cuma soal penyakit lupa, ia pasti bukan soal istimewa.Negeri ini penuh dengan wabah lupa ingatan. Kesalahan yg kemarin terjadi bisa diulang hari ini. Kemarin koruptor baru masuk bui, hari ini pendatang baru yg siap jadi tersangka sudah antre. Sudah paham kinerja lembaganya sedang dikritik di sana-sini tetap saja tampil gaya, parlente apalagi kalau ngerti sedang disyuting tv.
Tetapi di sebuah negara dengan tradisi tepat waktu yg terkenal langka, penyakit ini membuktikan diri sebagai pihak yg sebaliknya. Ia sangat sadar timing, paham momentum dan peka keadaan. Naluri yg mestinya dimiliki oleh para pemimpin dan pemegang mandat publik ini ternyata malah lebih dulu dimiliki oleh penyakit dan rombongannya. Termasuk dalam rombongan ini adalah orang mati. Karena ada seseorang yg ditetapkan sebagai saksi kunci tepat ketika yg bersangkutan baru saja mati. Betapa susah menjadi tenang tinggal di sebuah keadaan ketika bahkan kematian saja masih terus menerus digoyang persoalan. Ada orang mati yang KTP-nya dipinjam untuk modal mengumpulkan dukungan. Ada orang mati dibunuh yg pembunuhnya masih dibiarkan gentayangan. Ada orang mati yg kalau perlu rohnya dihadirkan di persidangan karena kewajibannya memberikan kesaksian.
Termasuk anggota rombongan tepat waktu lainnya adalah orang-orang pintar, orang sukses dan terpelajar yang mendadak saja terserang penyakit dungu tepat saat kepintarannya justru dianggap dibutuhkan. Seluruh isi dunia ini adalah soal2 yg mendadak asing baginya, walau itu menyangkut soal2 sederhana.

Apa saja jenis pertanyaannya akan dijawab dengan jawaban serupa : "Tidak Tahu!!"
Seorang hakim di pengadilan sampai kehilangan kesabaran menghadapi jawaban semacam ini dan katanya kemudian : "Hanya Tuhan yang agaknya sanggup membuatmu mengaku."

Begitu membingungkan persoalan hukum di sini, sehingga jangankan bagi para awam, bahkan seorang hakimpun bisa terancam putus asa dan harus mengadukan kebuntuan profesinya kepada Tuhan. Di negara ini tampaknya sedikit saja kesanggupan kita menyelesaikan persoalan sehingga banyak urusan yg sejatinya remeh temeh harus dibebankan kepada Tuhan.

[BUKAN] Masa Bakti


Istilah masa bakti sebaiknya diganti saja dengan sebutan yg lebih wajar :MASA KERJA. Persoalannya apakah benar, para penghuni masa bakti itu selalu orang - orag yang hendak berbakti. Karena terbukti banyak sekali yang tertangkap basah korupsi. Maka tega benar para koruptor itu menyebut diri mereka pihak yang berbakti!

Tak perlu ragu menyebut seluruh waktu kita di kantor sebagai masa kerja saja. Tak ada yang memalukan dari istilah ini,apalagi kita memang dibayar untuk itu. Padahal gaji telat tanggal saja sudah bisa menyulut demonstrasi.Mana mungkin demonstrasi begini diperagakan oleh pihak yg menyebut dirinya pengabdi.
Memang selalu ada orang-orang yg memiliki naluri mengabdi. Di rumah sakit paling penuh kritikpun ada dokter dan perawat yg benar-benar ingin melayani. Begitu juga di kantor polisi, di kantor tentara dan di dalam birokrasi. Tetapi orang2 yg tulus itu, pasti tidak pernah peduli apakah mereka disebut sedang bekerja atau sedang mengabdi. Mereka adalah pribadi yang tidak ribet. Seluruh keribetan itu biasanya selalu datang dari pihak yang memang ribet. Pihak yg ingin terlihat mulia walau buruk kelakuannya. Pihak yg rendah kontribusinya tetapi harus dianggap paling berjasa. Dan ini yang paling berbahaya : pihak yg kelasnya sebagai peminta tetapi berlagak sebagai pemberi. Malah kalau peluangnya ada, kelas peminta itu akan naik tingkat menjadi pencuri pula.
Jadi kerja saja,tak perlu mengabdi, karena bukti2 pengabdian itu rendah sekali. Seluruh pelayanan publik ini adalah bukti. Tanpa pelici, sulit sekali tugas - tugas pelayanan itu bergerak. Untuk soal yg jelas - jelas telah menjadi tugas saja begitu banyak mandat yg diingkari. Tetapi justru dalam iklim semacam itulah masih saja diawetkan sebutan2 yang mempertinggi sesuatu yg jelas2 rendah.

Sebetulnya banyak sebutan indah di negeri ini. Tetapi ketika ia gagal menepati bunyinya sendiri, itulah pangkal kemuakan publik. Masa bakti itu mestinya memang ada, tetapi harus benar2 diperuntukkan bagi pihak yg mengabdi. Bukan pihak yg menjadi pedagang perkara, makelar kasus, mafia hukum dan penjual birokrasi.
Marilah bersahaja terutama kepada diri sendiri.Jika minat menjadi pegawai negeri sebetulnya hanya untuk mendapat jaminan pensiun, tak perlu membahasakan diri sebagai hendak mengabdi kepada Ibu Pertiwi. Karena pada dasarnya Ibu Pertiwi juga tidak meminta banyak. Yang wajar saja.Sekadar mencari jaminan pensiun pun boleh saja, asal ditebus dengan kewajaran. Jangan mau pensiunnya saja tapi enggan pada kewajibannya. Perizinan yg mestinya rampung dalam sehari harus dibuat sebulan bukan cuma karena kemalasan tetapi karena ia juga bisa dipakai untuk menambah uang jajan.

Kepada negara sebetulnya kita tidak perlu sok mulia tetapi kalau perlu malah cukup bertransaksi saja. Elu jual,Gue beli. Begitu saja,asal apa yg kita dapatkan benar2 kita bayar harganya. Dan harga itu pun tidak perlu tinggi2 amat, yang wajar saja, karena memang cuma itulah kewajiban kita. Cuma para pahlawan yang sanggup membayar harga lebih tanpa menggerutu, tanpa namanya minta dimuat di koran dan tanpa perlu mengundang wartawan saat sedang menyumbang.

Kita ini butuh menjadi orang2 biasa saja. Jangan kelas yg sudah biasa inipun sering kita kurangi takarannya sehingga jangankan jadi manusia luar biasa, menjadi orang biasa saja kita sudah kekurangan harga.

Minggu, 28 Februari 2010

one day course.haha

kenapa kok jadi ngantuk gini?
satu hari bersama orang paling gemblung tapi orang yang paling tak sayang ternyata cukup menguras tenagaku!!

kamu malah enak-enakan ndeprok di sampingku!!!karepmu opo!!?pijitin um!!!!

Rabu, 06 Januari 2010

Selamat datang di angkringan primordial...

Assalamu'alaikum wr wb..

hehe,,,ternyata begini ya rasanya ngeblog?tp rasanya saya masih blm bisa dibilang nge-blog deh,,baru juga posting..but it doesn't matter!perjalanan panjang juga diawali oleh 1 langkah ke depan tho??hehe

okey,saya cukupkan dulu deh,,,yg berikutnya saya bakal kembali dengan beberapa hasil berpikir...hehee,,

wassalam.