Minggu, 30 Mei 2010

Energi Penarik


Ada energi penarik, ada energi penolak. Itulah kenapa ada orang-orang yang tertarik dan ada orang-orang yang tertolak. Ada orang yang kedatangannya kita sambut gembira, ada orang yang baru melihat wajahnya saja sudah mendatangkan banyak masalah di kepala.

Energi penarik itu ada yang bernama kerendahan hati, seperti yang diperagakan Gesang misalnya. Tokoh ini meninggi justru karena selalu merendah. Rasanya tidak pernah saya mendengar Gesang mengomel tentang nasib seniman, tentang pembajakkan kaset, tentang perhatian pemerintah yang kurang, tentang perhatian pada musik keroncong dan seterusnya. Semua penghargaan yang datang kepadanya itu bukan hasil dari omelannya, tetapi dari tarikan perilakunya.

Watak rendah hati itu membuat efek balik yang luar biasa. Jika ia membesar, orang lain tidak mengecil. Jika ia dihargai, tidak mendorong rasa iri. Keberadaannya tidak membuat orang lain tiada. Eksistensinya tidak pernah mengancam sesama. Gesang maju hanya jika ada ruang kosong dan akan mundur jika ada desakan untuk berdiam di ceruknya sendiri di belakang. Baginya, depan dan belakang itu sama saja sepanjang bahwa cuma disanalah ruang yang tersedia. Itulah kenapa kemajuannya tidak membelakangi, jika sedang kencang ia tidak mendahului, jika sedang keras ia tidak meneriaki.

Energi semacam ini lalu akan memberikan padanan, karenanya, jika Gesang sedang di belakang, akan membuat pihak yang di depan menoleh dan berhenti. Mulai bisa dimengerti kenapa perhatian untuk Gesang berlangsung seimultan. Bukan karena cuma popularitasnya, melainkan karena pancaran gelombangnya yang selalu menarik untuk menolehnya. Jika cuma popularitas dan nama besar, tak terhitung banyak nama populer yang dilupakan.
Tanpa kerendahan hati, popularitas malah menyulut banyak friksi. Dengan kerendahan hati, banyak soal tidak diminta, tetapi malah diberi. Tak banyak jumlah seniman yang kematiannya disemayamkan di Balai Kota, yg keberangkatannya ke pemakaman diiringi tembakan salvo. Sebuah kehormatan yang bahkan Gesang sendiri pasti tak membayangkan dan bisa jadi tak menginginkan.

Energi penarik semacam ini bisa diakses siapa saja karena ia berada di ruang terbuka. Gratis pula. Tetapi sejauh ini, tampak jarang sekali pengunduhnya. Dibanding unduhan RBT lagu2 pop, pengunduh energi penarik ini, jumlahnya tak seberapa. Maka bisa dimengerti kenapa banyak sekali apa yang semula adalah berkah berbalik menjadi musibah. Banyak orang berkuasa cuma berbalik jadi tersangka, banyak orang makin populer malah makin frustasi, ada yang berprestasi sambil menyulut sikap dengki, banyak pihak yang makin tinggi kedudukannya malah makin merosot kualitas hidupnya.

Di sebuah kesempatan saya mendengar dari dekat pesan seorang bapak dosen yang saya kagumi, yang ketika Gesang pergi, pesan itu terngiang kembali. Bahwa : "Mahkota kesuksesan, harus bernama kerendahan hati".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar